Sabtu, 30 Juli 2011

Anak Terlantar Mencapai 1.654 Orang

KEBUMEN-Jumlah anak terlantar di Kebumen mencapai 1.654 orang. Mereka yang masuk kategori penyandang masalah kesejahteraan (PMKS) itu juga terdapat balita yang berjumlah 756 anak.


Parahnya, kondisi yang memprihatinkan itu ditambah tindakan kekerasan terhadap anak yang tercatat sebanyak 25 orang.

Tingginya PMKS di Kebumen itu disikapi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kebumen dengan menggelar motivasi dalam rangka pelestarian nilai-nilai kesetiakawanan sosial. Kegiatan yang diikuti perwakilan siswa, guru, mahasiswa, perwakilan Kwarcab Pramuka Kebumen dan Forum Komunikasi Karang Taruna Kebumen (FKKT) itu juga dilanjutkan dengan kunjungan ke Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Kebumen.

"Itu agar para siswa, mahasiswa dan pemuda, timbul rasa sosialnya terhadap anak-anak yatim," kata Kabid Sosial Disnakertransos Kebumen, Muh Rosyid SPd MMPd.

Dalam motivasi itu menampilkan nara sumber Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Dikpora Kebumen dan Disnakertransos Kebumen. Keprihatinan bagi Kebumen juga karena banyaknya keluarga fakir miskin yang berjumlah 278.400 orang. Sebagian berasal dari keluarga yang tidak layak huni mencapai 22.312 KK. Ditambah Penyandang HIV/AIDS 38 orang, tuna susila 23 orang, pengemis 359 orang, dan gelandangan 141 orang.

Butuh Manusia Cerdas

Bekas nara pidana di Kebumen 327 orang, pekerja migran bermasalah 54 orang, korban penyalahgunaan napza 151 orang dan korban bencana alam 642 orang dan keluarga rawan sosial ekonomi 2.744 orang. Sedangkan anak cacat di Kebupten berslogan "Beriman" tercatat 3.513 orang. Untuk anak nakal 312 orang, anak mengalami masalah hukum 25 orang dan anak jalanan 162 orang.

Muh Rosyid menjelaskan bahwa, sasaran PMKS itu yakni seseorang/keluarga/kelompok masyarakat yang karena sesuatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melakukan fungsi sosialnya. Pihak bersangkutan juga tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya. sehingga kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, sosial) tidak terpenuhi secara memadai, layak dan wajar.

Berkembangnya masalah sosial, termasuk meningkatnya PMKS, kata Muh Rosyid, diakibatkan berbagai krisis, termasuk konflik sosial, bencana alam dan gejala disintegrasi sosial, seperti kenakalan remaja (perkelahian antar pelajar), dan penyalahgunaan obat terlarang.

"Penanganan secara komprehensif dan menyeluruh serta dibutuhkan manusia-manusia yang cerdas, baik dalam pola pikirnya yang positif, memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, berkeinginan berubah lebih baik, menghargai ornag lain, dan bisa menerima orang lain apa adanya, menerima masukan, mengendalikan diri, serta kritisd an tidak terpengaruh oleh lingkungan yang masih berpola pikir negatif" terangnya. (K5-84)


sumber : Koran suara merdeka edisi Jum'at 29 Juli 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More